Picture of Admin  Bedah Solo
Pengaruh kemoterapi terhadap kadar estradiol pada pasien kanker payudara luminal B HER(2) positif
by Admin Bedah Solo - Tuesday, 2 June 2020, 04:21 PM
 

1.1 LATAR BELAKANG

Kanker payudara saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Khusus pada kaum wanita, kanker payudara menjadi penyebab kematian nomor dua setelah kanker paru. Angka kejadiannya merupakan jenis kanker terbanyak yang didiagnosis pada wanita di wilayah ASEAN dan di dunia pada umumnya.(Kimman,2012) Indonesia merupakan salah satu negara dengan insiden kanker payudara cukup tinggi, diikuti oleh Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Sri Lanka, dan Taiwan. (McDonald, 2008)

Dalam pemilihan terapi dan memprediksi prognosis, pemeriksaan immunohistokimia (IHC) menjadi salah satu pemeriksaan diwajibkan. Saat ini telah banyak fakta-fakta membuktikan bahwa reseptor reseptor hormone, ekspresi HER-2 dan proliferasi Ki67 memberikan pengaruh yang kuat sebagai indikator prognostik dan prediktif terhadap terapi hormonal dan kemoterapi. (Raica et al., 2009). Klasifikasi kanker payudara secara molekuler terbagi menjadi luminal A, luminal B, Triple-negative/basal-like, HER2-enriched, dan normal-like.(Pusztai L et al., 2006)

Luminal B merupakan sel kanker yang berasal dari inti (luminal) sel duktus kelenjar payudara yang mempunyai reseptor esterogen positif (ER positive) dan/atau reseptor progesteron positif (PR positive), dan HER2/neu-positif (HER2 positif). Dengan berkembangnya penelitian tentang ekspresi Ki67, luminal B dibedakan atas HER2 (positive) dan HER2 (negative), keduanya memiliki Ki-67 yang tinggi > 14% (mempunyai aktifitas proliferasi yang tinggi). International Ki-67 in Breast Cancer Working Group dan consensus St Gallen tahun 2011 dan 2013 merekomendasikan penambahan Ki-67 untuk membedakan Luminal A dan Luminal B. Ekspresi Ki-67 memiliki hubungan dengan grading histopatologi, staging tumor dan status kelenjar getah bening. Overekspresi Ki-67 menunjukkan aktifitas proliferasi yang tinggi bahkan pada KPD dengan nilai HER2 negatif, sehingga memperlihatkan prognosis yang buruk. (Inwald et al., 2013)

Meskipun berbagai prosedur telah tersedia untuk diagnosis, prognosis, dan manajemen terapi kanker payudara, para peneliti masih bekerja secara intensif mengenai penyakit ini dalam rangka meningkatkan kualitas hidup penderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko kanker payudara yang telah diketahui berhubungan dengan kadar estrogen endogen, sehingga efek estrogen pada karsinogenesis payudara telah menjadi perhatian yang besar dalam dua dekade terakhir, dengan fakta bahwa estrogen memiliki peran kausal dalam etiologi Kanker Payudara. (Gam, 2012; Althuis et al., 2004)

Kabuto et al. dalam studi prospektifnya di Jepang menyebutkan terdapat asosiasi positif dari estradiol dengan risiko kanker payudara, meskipun terdapat bukti bahwa wanita Jepang memiliki kadar estradiol lebih rendah dibanding dengan wanita kaukasia. Studi ini menyebutkan bahwa kadar estrogen dalam darah sebelum terdiagnosis pada wanita yang kemudian mengalami kanker payudara lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami kanker payudara. Rentang waktu dari pengambilan sampel darah sampai terdiagnosis Kanker Payudara adalah 2 tahun sampai 13.6 tahun. (Kabuto et al., 2000)

Estrogen utama yang beredar di tubuh manusia adalah estradiol dan estrone, serta 16-hydroxyestradiol (estriol). Meskipun estriol biasanya merupakan estrogen utama pada wanita hamil, dan merupakan estrogen paling banyak di urin wanita, sedangkan estradiol adalah estrogen yang paling aktif secara biologis, terutama disekresikan oleh sel granulosa ovarium yang terletak di sebelah sel teka dan diatur oleh follicle - stimulating hormone (FSH). Pada wanita premenopause, estradiol paling penting yang disintesis dalam ovarium adalah estrogen, sedangkan pada wanita pascamenopause, estrone yang disintesis dalam jaringan perifer lebih dominan. Mengingat pentingnya enzim ini, penghambatan aktivitas aromatase adalah alat farmakologis penting yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang bergantung pada estrogen seperti kanker payudara, endometriosis, dan kanker endometrium. (Samavat, 2015)

Meta-analisis telah menunjukkan manfaat kemoterapi ajuvan dalam mengurangi kekambuhan dan kematian akibat kanker payudara, dengan besarnya manfaat yang lebih besar pada orang-orang dengan HER negatif. Berry et al menganalisis data uji coba dari Cancer and Leukaemia Group B dan US Breast Cancer Intergroup dan menunjukkan bahwa kemoterapi memberikan pengurangan risiko relatif 21-25% pada pasien dengan kanker HER negatif, dibandingkan dengan pengurangan risiko relatif 8-12% pada pasien dengan HER positif. (Waks et all,2019)


https://mega.nz/file/KgkxDKwQ#yRew3GOktzeogMnDLgC_OIvYOcM-_GDSSZfxN2bCEHw

Selamat malam,
Ijin menyampaikan jarkom ilmiah.
Diharap kehadiran seluruh residen bedah pada presentasi tugas ilmiah :

1. Nama : Muhammad Singgih Nugraha, dr.
Judul : Perbandingan Boey dan PULP score dalam menilai mortalitas 30 hari post op pada pasien perforasi gaster di RSDM

Pembimbing :
1. Dr. Ida Bagus Budhi SA , dr, Sp.B(K)BD, M. Kes
2. Dr. Widyanti Soewoto, dr, Sp.B(K)Onk

Penguji :
1. Agus Rahardjo, dr., SpB(K)BD
2. Amru Sungkar, dr., SpB, SpBP-RE
3. Nunik Agustriani, dr., SpB, SpBA(K)

Pada :
Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Pertemuan Bedah Anggrek 4

Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Kepala Program Studi

Dr. dr. Kristanto Yuli Yarso, Sp.B(K)Onk
NIP. 19750731 2006041 001

Fulltext: https://mega.nz/file/C1tlRQ7B#hYCXOIEcnaOqy6v9umm8jMf5JPRDfXsMS9NugBhV_Vs

Website: http://bedahfkuns-elearning.com/learning-system/mod/forum/discuss.php?d=490#p575

ACC: DNY