Perforasi gaster merupakan komplikasi serius dari tukak lambung. Pasien dengan perforasi gaster memiliki gejala acute abdomen, serta memiliki risiko mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi. Ciri khas dari perforasi gaster adalah onset mendadak/ nyeri perut dengan perburukan. Takikardi biasa terjadi apabila terdapat pengeluaran isi gastroduodenal dan nyeri hebat pada pasien. Nyeri perut dengan onset mendadak, takikardia, dan kaku perut merupakan trias klasik dari perforasi gaster. Pada umumnya, gejala yang dirasakan pasien tidak pernah benar-benar mereda walaupun sudah dilakukan penanganan umum, sehingga pasien harus segera mendapatkan penanganan medis khusus seperti pembedahan (Chung and Shelat, 2017).
Penelitian pada 269 pasien yang menjalani operasi perforasi gaster di Ankara Numune Training and Research Hospital Turki didapatkan angka komplikasi pasca operasi mencapai 65 (24.2%) pasien dan 23 (8.55%) pasien dinyatakan meninggal dunia. Pneumonia dan infeksi luka operasi menjadi komplikasi pasca operasi yang paling sering terjadi (Kocer et al., 2007).
Sedangkan studi observasional yang dilakukan pada 180 pasien di SMS Medical College and Hospital Jaipur India, didapatkan sebnanyak 79 (43.9%) pasien mengalami komplikasi pasca operasi. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi dada dan luka. Angka mortalitas pasca operasi mencapai 25 (13.9%) pasien, 17 di antaranya meninggal karena sepsis dan multi-organ failure, sedangkan 6 lainnya meninggal karena kebocoran beserta komplikasinya. Satu pasien mengalami acute myocardial infarction dan yang lainnya menderita komplikasi pernafasan pada periode pasca operasi (Agarwal et al., 2015).
Untuk melakukan manajemen pada pasien perforasi gaster dan meningkatkan angka kesembuhan, penting untuk mengelompokkan pasien ke dalam kategori yang berbeda berdasarkan kemungkinan morbiditas dan mortalitas, sehingga pasien berisiko tinggi dapat mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Beberapa penilaian risiko untuk memprediksi hasil pada pasien perforasi gaster telah dikembangkan.
Sistem penilaian Boey adalah salah satu penilaian risiko umum yang digunakan karena kesederhanaannya dan nilai prediktif yang tinggi untuk mortalitas pasien perforasi gaster (Lohsiriwat, Prapasrivorakul and Lohsiriwat, 2009). Skor Boey dihitung berdasarkan adanya syok, keterlambatan operasi >24 jam dan tingkat komorbiditas yang tinggi, seperti penyakit paru obstruktif kronik, gagal jantung dan kanker yang aktif (didefinisikan sebagai kanker dalam masa pengobatan kuratif atau kanker yang tidak dapat disembuhkan) (Thorsen, Søreide and Søreide, 2014).
Selain itu, skor Perforasi Ulkus Peptikum (PULP) juga telah diperkenalkan sebagai sistem penilaian untuk perforasi gaster dengan rentang nilai 0-18. Berdasarkan cut-off skor PULP, pasien dibagi menjadi kelompok risiko rendah yaitu ≤25% risiko mortalitas (skor 0-7) dan pasien risiko tinggi dengan >25% risiko mortalitas (skor 8-18) (Møller et al., 2012).
Dalam studi observasional yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Denmark, mortalitas 30 hari menjadi indikator pengukuran utama di penelitian tersebut. Beberapa studi umunya juga menggunakan pengukuran angka mortalitas 30 hari sebagai indikator utama yang didefinisikan dalam banyaknya jumlah pasien yang meninggal dunia sejak hari pertama pasca operasi hingga hari ke-30 (Buck, Vester-Andersen and Møller, 2012).
Pada penelitian ini kami ingin membandingkan penilaian risiko mortalitas 30 hari pasca operasi pada pasien perforasi gaster dengan menggunakan skoring Boey dan PULP. Sehingga dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan rekomendasi penentuan tipe skoring yang lebih akurat dalam manajemen pasien perforasi gaster.
https://mega.nz/file/C1tlRQ7B
Selamat malam,
Ijin menyampaikan jarkom ilmiah.
Diharap kehadiran seluruh residen bedah pada presentasi tugas ilmiah :
1. Nama : Muhammad Singgih Nugraha, dr.
Judul : Perbandingan Boey dan PULP score dalam menilai mortalitas 30 hari post op pada pasien perforasi gaster di RSDM
Pembimbing :
1. Dr. Ida Bagus Budhi SA , dr, Sp.B(K)BD, M. Kes
2. Dr. Widyanti Soewoto, dr, Sp.B(K)Onk
Pada :
Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Pertemuan Bedah Anggrek 4
Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Kepala Program Studi
Dr. dr. Kristanto Yuli Yarso, Sp.B(K)Onk
NIP. 19750731 2006041 001
Penanya Wajib :
1.
2.
3.