Picture of Admin  Bedah Solo
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PEMILIHAN METODE OPERASI BREAST CONSERVING SURGERY (BCS) DAN MASTEKTOMI PADA PASIEN DENGAN KANKER PAYUDARA
by Admin Bedah Solo - Sunday, 26 April 2020, 05:23 PM
 
A. Latar belakang
Kanker payudara adalah kanker paling sering terjadi pada wanita baik di negara maju maupun berkembang. Menurut GLOBOCAN 2018, diperkirakan pada tahun 2018 terjadi 2,1 juta kasus di seluruh dunia dan diperkirakan lebih dari 626.000 wanita meninggal akibat kanker payudara (Bray et al., 2018). Insidensi kanker payudara diperkirakan sedikit lebih tinggi terjadi pada negara maju namun angka kematian lebih tinggi terjadi di negara berkembang (Torre et al., 2016). Hal ini terjadi karena kurangnya program deteksi dini sehingga diagnosis terlambat ditegakkan disertai fasilitas untuk tatalaksana kurang memadai. Di Indonesia, kanker payudara merupakan keganasan paling umum pada wanita dengan insidensi 40,3 dari 100.000 orang dengan angka kematian sebesar 16,6% (Politi et al., 2012). Karena dampaknya yang besar di masyarakat, banyak studi tentang kanker payudara yang dilakukan dan salah satu topik yang menarik dipelajari ialah pemilihan terapi pada kanker payudara stadium awal.
Pendekatan pengambilan keputusan pemilihan terapi telah berubah selama beberapa dekade terakhir dari pendekatan paternalisme, di mana dokter yang memutuskan apa pengobatan yang terbaik sesuai pandangannya, menjadi pendekatan keputusan bersama, di mana mengutamakan otonomi pasien tanpa mengabaikan peran dokter ahli dalam memberikan saran medis. Pengambilan keputusan bersama didahului pemberian informasi tentang tatalaksana apa yang paling efektif yang tersedia pada situasi tertentu dengan mempertimbangkan kebutuhan dan nilai yang dianut pasien, didasari dialog pasien-dokter yang baik (Kemenkes RI, 2015). Dalam dunia medis modern, pengambilan keputusan bersama menjadi pendekatan ideal dalam pengambilan keputusan di mana tidak ada satupun pilihan terapi yang jelas lebih baik dari yang lain berdasarkan bukti medis yang ada (Kemenkes RI, 2015).
Keputusan untuk memilih penanganan kanker payudara pada stadium awal, apakah menjalani breast conserving surgery atau mastektomi merupakan salah satu keputusan klinis yang sulit dilakukan oleh pasien. Breast conserving surgery (BCS) ialah pengangkatan jaringan kanker secara konsentris dengan batas jaringan payudara yang sehat secara kosmetik (lumpektomi) diikuti dengan terapi radiasi (Schwartz et al., 2005). BCS telah direkomendasikan oleh National Institutes of Health sebagai terapi pilihan bagi wanita dengan kanker payudara stadium awal (stadium I atau II) sejak tahun 1990. Berbagai studi menunjukkan bahwa BCS dan mastektomi memiliki tingkat keberhasilan hidup yang sama pada kanker payudara stadium awal (Agarwal et al., 2014; Sinnadurai et al., 2018; Peer et al., 2018). Meskipun BCS memiliki keunggulan dari segi kosmetik, citra tubuh dan kepuasan seksual pasien namun masih banyak wanita yang memenuhi syarat BCS tetap menjalani mastektomi (Corradini et al., 2019). Hal itu terutama terjadi di negara berkembang dimana akses ke fasilitas pelayanan kesehatan tersier yang sulit, terbatasnya fasilitas kesehatan multidisiplin (terutama radioterapi) selain juga dipengaruhi faktor sosiokeonomi dan karakterikstik pasien itu sendiri (Corradini et al., 2019).
Saat ini ada beberapa studi yang mempelajari faktor yang mempengaruhi pemilihan terapi. Faktor demografi yang umum dipelajari ialah usia, pendidikan dan etnisitas. Sebuah studi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan terhadap pemilihan terapi pembedahan antara pasien muda dan tua (Bellavance et al., 2016). Wanita dengan etnisitas China lebih memilih mastektomi daripada BCS (Agarwal et al., 2014). Faktor jarak menuju pusat terapi radiasi juga telah dipelajari di mana beberapa studi menunjukkan jarak yang jauh berhubungan dengan rendahnya pemilihan BCS (Hamelinck et al., 2017; Collins et al., 2018).
Faktor sosial seperti pendidikan individu berhubungan dengan pengambilan keputusan terhadap pemilihan terapi. Seseorang dengan pendidikan tinggi (>12 tahun) cenderung memiliki perilaku hidup yang lebih sehat jika dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Seseorang dengan pendidikan tinggi juga memiliki pengetahuan yang cukup baik terhadap penyakit dan kondisi kesehatan diri hal ini membuat pasien dengan pendidikan tinggi memiliki awareness yang lebih tinggi dibanding pasien dengan pendidikan rendah.
Hingga saat ini studi yang mempelajari faktor yang mempengaruhi pemilihan terapi pada kanker payudara stadium awal di Indonesia masih terbatas. Tujuan dari studi ini ialah untuk memahami faktor pendidikan yang mempengaruhi pemilihan terapi pembedahan pada pasien kanker payudara stadium awal di kota Surakarta. Diharapkan dengan memahami faktor tersebut akan memungkinkan peningkatan kualitas penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik, mengurangi gangguan psikologis pasien, meningkatkan kepatuhan dalam menjalani pengobatan dan akhirnya meningkatkan keberhasilan terapi terhadap pasien

B. Rumusan masalah
Apakah faktor pendidikan mempengaruhi pemilihan metode operasi BCS dan Mastektomi pada pasien dengan kanker payudara stadium awal di Surakarta?



https://mega.nz/file/KgMHzIaR#e-9fwLrwAyu3qiQL7FgHcMFjdi0SgQGMHAdwjQFAhDA

Selamat malam,
Ijin menyampaikan jarkom ilmiah.
Diharap kehadiran seluruh residen bedah pada presentasi proposal thesis :

1. Nama : Danar Widyatmoko, dr.
Judul : pengaruh lama perawatan jaringan kulit terhadap kadar Malondialdehide (MDA) dan angiogenesis (ekspresi CD4) pada tikus putih (Ratus Norvegicus)

Pembimbing:
1. dr. Amru Sungkar, dr, Sp.B, Sp.BP-RE
2. Dr. Kristanto Yuli Yarso, dr, Sp.B(K)Onk
3. Brian Wasita, dr, PhD, Sp.PA

Penguji :
1. Dewi Haryanti K, dr, Sp.BP-RE
2. Nunik Agustriani, dr, Sp.B, Sp.BA(K)
3. Dr. Ida Bagus Budhi, dr, Sp.BKBD, MKes


2. Nama : L Bobby Nindra Nugraha, dr.
Judul : hubungan pemberian propolis sebagai antioksidan terhadap angiogenesis (ekspresi CD4) dan ekspresi VEGF pada jaringan granulasi tikus jantan (Rattus norvegicus) model skin graft

Pembimbing:
1. dr. Amru Sungkar, dr, Sp.B, Sp.BP-RE
2. Dr. Kristanto Yuli Yarso, dr, Sp.B(K)Onk
3. Brian Wasita, dr, PhD, Sp.PA

Penguji :
1. Dewi Haryanti K, dr, Sp.BP-RE
2. Nunik Agustriani, dr, Sp.B, Sp.BA(K)
3. Dr. Ida Bagus Budhi, dr, Sp.BKBD, MKes


3. Nama : Ricky Dwi Nur Tyastono, dr.
Judul : Pengaruh pemberian propolis sebagai antioksidan terhadap stres oksidatif (kadar Malondialdehide (MDA)) dan apoptosis (Caspase-3) pada tikus putih model skin graft (Ratus Norvegicus)

Pembimbing:
1. dr. Amru Sungkar, dr, Sp.B, Sp.BP-RE
2. Dr. Kristanto Yuli Yarso, dr, Sp.B(K)Onk
3. Brian Wasita, dr, PhD, Sp.PA

Penguji :
1. Dewi Haryanti K, dr, Sp.BP-RE
2. Nunik Agustriani, dr, Sp.B, Sp.BA(K)
3. Dr. Ida Bagus Budhi, dr, Sp.BKBD, MKes


Pada :
Hari/ Tanggal : Kamis, 23 April 2020
Jam : 09.00 WIB
Tempat : ruang pertemuan bedah anggrek 4

Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Kepala Program Studi

Dr. dr. Kristanto Yuli Yarso, Sp.B(K)Onk
NIP. 19750731 2006041 001


Fulltext:
1. https://mega.nz/file/j59g2QIa#1kAoIOa4mj8TcKmRLEN4422uTigNMdbVN5kZErazJ_A

2. https://mega.nz/file/bs1A1YxQ#eaYNl4zVhi1kXs_ypa2uzrv1MgDHKf7UIY9nZd5EqX8

3. https://mega.nz/file/X8tgiCIA#weNYeTWe13gSOekiqwdc4_QxqvBi96JMJS1KUzBl54Q

Website:
1. http://bedahfkuns-elearning.com/learning-system/mod/forum/discuss.php?d=480

2. http://bedahfkuns-elearning.com/learning-system/mod/forum/discuss.php?d=481

3. http://bedahfkuns-elearning.com/learning-system/mod/forum/discuss.php?d=482