Picture of Admin  Bedah Solo
UROLITHIASIS
by Admin Bedah Solo - Monday, 14 October 2019, 09:06 PM
 
A. Latar Belakang
Urolithiasis berasal dari gabungan ouron (urin) dan lithos (batu) (Vijaya et al, 2013). Urolithiasis adalah kondisi dimana dalam saluran kemih individu terbentuk batu berupa kristal yang mengendap dari urin (Mehmed & Ender, 2015). Pembentukan batu terjadi ketika didapatkan konsentrasi tinggi urin pembentuk batu kalsium, oksalat, asam urat atau didapatkan konsentrasi rendah zat penghambat pembentukan batu (sitrat) (Moe, 2006; Pearle, 2005).
Prevalensi didapatkan urolithiasis di Amerika Serikat terjadi berkisar 5-10% dari penduduk, di Eropa Utara 3-6%, dan di Eropa bagian Selatan di sekitar laut tengah 6-9% (AUA, 2007). Sedangkan di Indonesia, angka kejadian urolithiasis semakin meningkat setiap tahunnya pada tahun 2005 sebesar 35,4% menjadi 39,1 % dari keseluruhan kejadian urolithiasis pada tahun 2006 dan ada kemungkinan akan meningkat sekitar 30-40% dalam jangka waktu 5 tahun (Ratu, et al., 2006).
Insidensi urolithiasis dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi faktor keturunan, usia 45-64 tahun dan jenis kelamin pria sedangkan faktor ekstrinsik meliputi letak geografi, cuaca, suhu, asupan air yang kurang, kadar kalsium yang tinggi dalam air minum; diet tinggi purin, oksalat, kalsium, pekerjaan yang kurang bergerak (Nursalam,2011). Pada urolithiasis dapat meliputi berbagi gejala tergantung pada letak batu, tingkat infeksi dan ada tidaknya obstruksi saluran kemih, seperti nyeri, gangguan miksi, hematuria, demam, serta distensi vesika urinaria (Brooker, 2009). Tujuan dalam penatalaksanaan medis urolithiasis adalah menentukan jenis batu, mengeluarkan batu, mencegah kerusakan nefron, mengontrol infeksi, dan mengatasi obstruksi traktus urinarius (Brunner & Suddart, 2015; Rahardjo & Hamid, 2004).



https://mega.nz/#!y9V0iIJJ!Qlu6p65KmdfVku_gfnq5KvGn4MOyh0WxWfIM1nbNycE