Picture of Admin  Bedah Solo
PERBEDAAN KADAR GLIAL FIBRILLARY ACIDIC PROTEIN (GFAP) PADA PASIEN ASTROSITOMA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN CRANIOTOMI EKSISI TUMOR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
by Admin Bedah Solo - Sunday, 29 September 2019, 06:56 PM
 
Latar Belakang
Astrositoma merupakan neoplasma yang berasal dari sel-sel astrosit
dan merupakan tipe tumor otak yang sering ditemukan pada anak-anak
walaupun terkadang ditemukan pada orang-orang yang berumur antara 20
sampai 40 tahun. Walaupun perkembangannya lambat, namun bukan
merupakan tumor jinak karena kualitas dan lokasinya yang bersifat invasif
didalam ruang tulang calvarium. Data dari Amerika Serikat dilaporkan bahwa
astrositoma merupakan tumor yang paling banyak mengenai anak-anak.
Peneliti melaporkan bahwa tiap tahun ditemukan sekitar 14 kasus baru per satu
juta anak yang berumur kurang dari 15 tahun. Tidak didapatkan predisposisi
ras yang spesifik pada pasien dengan astrositoma.
Dengan brain imaging, dapat ditentukan diferensial diagnosis
Astrositoma seperti metastasis, abses atau kadang-kadang bahkan lesi massa
demielinisasi yang disebabkan oleh imun (Voorhies et al., 1980). Meskipun
brain imaging dan karakteristik klinis dapat mengarahkan diagnosis
Astrositoma, analisis histopatologis dari jaringan tumor wajib dikerjakan untuk
menentukan diagnosis pasti.
Glioblastoma multiforme (GBM; tumor grade IV WHO) adalah bentuk
glioma serebral yang paling ganas dan menyumbang sekitar 50% dari tumor
jenis ini (Kleihues et al., 1993; Kleihues dan Cavanee, 2000). Tumor ini dapat
muncul sebagai lesi tingkat tinggi (primer atau de novo GBM) (Zulch, 1986)
atau dapat berevolusi dari lesi prekursor tingkat rendah, seperti astrositoma
WHO grade II dan astrositoma anaplastik grade III WHO ( GBM sekunder atau
progresif) (Kleihues dan Ohgaki, 1999; Brat et al., 2002).


https://mega.nz/#!CllBDQ4a!Qa18i9LtourqcpYtWwUmq2IIwN4avN-nKWRU42UtR9k