Picture of Admin  Bedah Solo
CASE REPORT Congenital Cystic Adenomatoid Malformation Type I With Neonatorum Septicemia In Newborn Widiyanto, Muhammad Kartika 1 1Residence of Surgical Department, Medical Faculty of Sebelas Maret University RSUD Dr. Moewardi, Surakarta
by Admin Bedah Solo - Wednesday, 11 July 2018, 12:33 PM
 
LAPORAN KASUS
Tipe Malformasi Kistik Adenomatoid Kubung bawaan I
Dengan Neonatorum Septicemia Pada Bayi Baru Lahir
Widiyanto, Muhammad Kartika 1
1Residence Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
RSUD Dr. Moewardi, Surakarta
ABSTRAK

Pendahuluan: Kelainan adenomatoid kistik kongenital (CCAM) adalah kelainan paru bawaan karena bronkopulmonar atas proliferasi terjadi pada 1-4 dari 100.000 pada bayi laki-laki dan perempuan yang baru lahir dengan 70% dari itu adalah kista besar. Tahap awal CCAM sulit untuk didiagnosis pada kehamilan. Penatalaksanaannya terdiri atas pembedahan perinatal dan pascanatal sementara prognosisnya tergantung. Laporan kasus ini bertujuan untuk melakukan diagnosis dan manajemen CCAM.
Kasus: Bayi usia kehamilan 38 minggu dilahirkan di Rumah Sakit Dr Moewardi pada tanggal 20 April 2018 10.28 pagi melalui sectio caesaria dengan indikasi CCAM dengan ketuban pecah dini. Yang baru lahir adalah 3400 gram berat badan, 43cm panjang, 7cm lingkar lengan atas, 29cm lingkar kepala, 27cm lingkar dada, dengan Skor APGAR 7-8-9. Tidak ada komplikasi parah pada kehamilan. Pada usia kehamilan 26 minggu, kista di paru-paru kiri hadir di USG, sehingga ibu dirujuk ke subspesialisasi Fetomaternal. Presentasi dari 4 cm x 3 cm ukuran lobular hyperechoic cyst pada USG mengarah ke tipe I CCAM. Untuk menghindari infeksi dan pneumotoraks, pasien disarankan untuk memiliki drainase tertutup air setelah melahirkan.
Analisis: Pembedahan tidak dilakukan pada usia kehamilan prematur karena tidak ada kelainan kongenital utama yang ditemukan. Ukuran 4 cm x 3 cm kista di USG dan septa dalam kista pada radiologi mendukung tipe I CCAM. Inferior lobektomi paru-paru sinistra dilakukan. Seminggu setelah operasi, mediastinum bergeser ke sisi kontralateral, mengisi ruang mati kiri paru pasca lobektomi, sebagai teori menjelaskan bahwa lobektomi pada pasien usia 12 bulan dengan CCAM akan menghasilkan prognosis yang lebih baik.
Konklusi: Lobektomi dianggap sebagai pengobatan bedah tipe I CCAM untuk menghindari infeksi berulang dan pneumotoraks. Pendidikan mengenai prosedur, manfaat, dan risiko, dan manajemen lebih lanjut penting agar pasien bisa kooperatif.
Kata kunci: CCAM, lobektomi, pneumotoraks, pasca natal, bedah perinatal